;

Kamis, 07 Juli 2011

Masa kelam Terbunuhnya Sultan-Sultan Melayu di Sumatera

Kamis, 07 Juli 2011

Berikut adalah 10 negeri-negeri melayu yg terdapat di wilayah Sumatera..
  1. Nanggroe Aceh Darussalam
  2. Deli/Medan(Sumatra Utara)
  3. Riau
  4. Jambi
  5. Minangkabau (Sumatra Barat)
  6. Kepulauan Riau-Lingga
  7. Palembang (Sumatra Selatan)
  8. Bangka-Belitung
  9. Bengkulu
  10. Lampung
selama ini kita selama ini kita selalu berasumsi bahwa genocide (pembantaian manusia) hanya terjadi di negara-negara bule alias di mancanegara saja. Akan tetapi, ternyata kalau sejarah kita negara pancasila ini kita buka, maka tampaklah lembaran-lembaran berdarah di Indonesia, di mana para pemegang otoritas sekular (politik) pernah bahkan kerapkali melakukan pemberangusan terhadap ratusan manusia “tak berdosa”. Berikut salah satu sampel otentik genocide yang terjadi di Indonesia pada masa-masa silam:

Ladang pembantaian berikut terjadi di Sumatera Timur di mana terjadi revolusi sosial bulan Maret 1946. Ketegangan-ketegangan golongan dan kesukuan, yang terbentuk sejak awal dasawarsa 1920-an, meledak ketika para pendukung RI dalam kelompok suku non-Melayu melakukan balas dendam kepada kaum bangsawan zaman kolonial.

Sasaran utama ialah para sultan itu dan raja berikut keluarga mereka. Di samping itu kaum non-Melayu menyerang kaum Melayu itu sebagai balasan atas keistimewaan yang mereka lihat dinikmati oleh orang-orang Melayu pada masa penjajahan Belanda.

Hampir dalam seluruh bulan Maret 1946 pemuda-pemuda bersenjata, kebanyakan termasuk kesatuan-kesatuan laskar Pesindo (Pemuda Sosialis Indonesia), Napindo (Nasionalis Pemuda Indonesia), Barisan Harimau Liar, Barisan Merah (milik PKI), dan Hizbullah, yang didukung oleh kaum buruh Jawa di semua perkebunan dan kaum petani Karo dan Toba, mengamuk di seluruh Sumatera Timur.

Mereka membunuh, menahan para pejabat, dan merampok atau menyita milik penduduk. Di luar Medan (yang dijaga Sekutu) kebanyakan istana dan rumah para bangsawan diserbu dan diobrak-abrik. Para anggota keluarga bangsawan dan kolaborator Belanda diserang.

Semua sultan dan raja besar, selain Sultan Deli yang dijaga serdadu Inggris, dibunuh atau ditawan. Seluruhnya hampir 90 bangsawan terkemuka kehilangan nyawa mereka dan ratusan ditawan. Sejumlah besar pejabat negara dan pribumi itu juga dibunuh atau ditawan.

Sejumlah besar hak milik seperti uang, permata dan emas dirampok oleh laskar-laskar. Perkebunan di seluruh wilayah ini diduduki oleh unit-unit laskar, dan tanah-tanah milik perkebunan dibagi-bagikan kepada buruh-buruhnya atau kepada para petani non-Melayu. Akibatnya, banyak petani Melayu yang terusir dari tanah perkebunan yang telah mereka budidayakan berdasarkan hak khusus yang tercantum dalam kontrak-kontrak sebelum Perang Dunia kedua.

itulah sejarah yang tidak untuk diulangi kembali.


SELAMAT DATANG DAN SELAMAT MEMBACA

simple talk - 07.42

0 komentar:

Posting Komentar